Tahukah Kamu? Emas Bersifat Safe Haven

Jujur, dulu saya berpikir emas itu cuma sekadar perhiasan. Ya, sesuatu yang dipakai buat gaya atau mahar waktu nikah. Tapi makin ke sini, setelah bolak-balik baca berita ekonomi dan merasakan inflasi secara langsung (a.k.a harga cabai yang tiba-tiba bikin kantong bolong), saya sadar: emas bukan cuma benda mengkilap, tapi pelindung nilai kekayaan. Serius, ini pengetahuan yang mengubah cara saya melihat uang.

Kenapa emas bisa jadi pelindung? Sederhana: emas mengikuti laju inflasi. Contohnya begini. Katakanlah tahun 2000, harga satu gram emas sekitar Rp100 ribu. Dengan uang segitu, kita bisa beli beberapa kilo beras. Fast forward ke 2024, harga satu gram emas sudah di atas Rp1 juta. Uangnya sih tetap, tapi daya belinya beda jauh. Sekarang, Rp100 ribu cuma cukup buat beli sedikit kebutuhan sehari-hari. Sementara, emas? Nilainya ikut naik, jadi kita tetap bisa membeli barang yang sama—atau bahkan lebih.

Hal ini terjadi karena emas punya sifat unik: nilainya relatif stabil di tengah gejolak ekonomi. Nggak kayak uang kertas yang nilainya bisa tergerus inflasi dari waktu ke waktu. Ada istilah yang sering disebut: uang yang “menganggur” itu diam-diam kehilangan nilainya. Kebayang nggak? Uang yang kita simpan di bawah bantal atau bahkan di rekening tanpa bunga tinggi sebenarnya pelan-pelan “berkurang” nilainya gara-gara inflasi.

Contoh kecil aja, inflasi rata-rata di Indonesia sekitar 3-4% per tahun. Kalau kita simpan uang Rp1 juta di tabungan biasa tanpa bunga, daya beli uang itu akan turun 3-4% setiap tahunnya. Artinya, dalam 10 tahun, Rp1 juta itu nggak lagi bisa beli barang yang sama seperti sekarang. Sakit banget, kan?

Tapi dengan emas, cerita ini berbeda. Emas nggak bergantung pada kebijakan moneter atau ketidakstabilan politik. Nilainya didasarkan pada kelangkaan dan permintaan global. Makanya, banyak orang yang menyebut emas sebagai safe haven—pelindung di masa sulit.

Bicara soal pengalaman pribadi, saya pernah mulai nyimpan emas waktu pandemi 2020. Jujur aja, awalnya skeptis karena harga emas naik turun kayak roller coaster. Tapi saya coba beli sedikit demi sedikit, sekitar 1 gram tiap bulan. Awalnya terasa berat, tapi setelah lihat grafik harganya selama beberapa tahun terakhir, saya jadi makin yakin. Di tengah inflasi yang bikin harga barang melambung, nilai emas saya tetap bertahan. Rasanya kayak punya tameng kecil yang melindungi saya dari “peluru” ekonomi.

Nah, kalau kamu baru mau mulai, tipsnya: jangan langsung borong. Belilah emas secara berkala, misalnya tiap bulan atau tiap ada dana lebih. Ini yang disebut dengan strategi dollar cost averaging—membeli dengan harga rata-rata. Oh, dan pastikan beli emas EOA Gold, bukan perhiasan, karena perhiasan biasanya ada biaya tambahan seperti ongkos pembuatan.

Kesimpulannya? Uang bisa hilang nilainya, tapi emas tetap bertahan. Jadi, kalau mau melindungi kekayaan kita dari inflasi, emas bisa jadi teman baik. Dan hey, siapa tahu, beberapa tahun ke depan, emas yang kamu simpan bisa jadi penyelamat di saat-saat tak terduga.

Sekarang, sudah siap menjadikan emas sebagai safe haven kamu? 😊

Related Article

Agen EOA Gold Terdekat

Menemukan Peluang Investasi Emas Berkualitas di EOA Gold Bekasi Ada satu hal yang selalu menarik perhatian saya ketika membicarakan investasi: emas. Rasanya tidak ada jenis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ORDER EOA GOLD

Pukul 10.00 s.d 19.00 WIB

EOA LOGO HIRES BKS KOTA FHD - Lo Ress
Loading...